Salam :)
Kaifa haluk? Semoga dalam naungan Rahman Rahim Alloh selalu. Aamiin…
Sebelumnya, afwan jiddan, Ana udah berani menyampaikan hal ini. Gak ada sedikit pun maksud untuk menyinggung/menyakiti, menyalahkan ataupun membenarkan apa/rasa (siapapun), Ana hanya mencoba mengklarifikasi kesalahfahaman (menurut Ana)khususnya diantara kita. Apa yang sudah Ana lakukan thdp akh selama kurang lebih setahun ini, adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga khususnya buat Ana untuk tidak dilakukan + diulangi kembali kepada siapapun. tidak seharusnya ana mengumbar perasaan, tidak seharusnya kita saling mengetahui “perasaan” masing-masing diantara kita, dan mungkin selama setahun kebelakang ini (Ana) hidup dalam berperasangka baik dan buruk terhadap akhi. Sebenarnya Ana MALU dengan sikap, tingkah laku, ucapan yang pernah tersampaikan sebelumnya. Mungkin sebagian orang bisa bilang bahwa hal seperti itu wajar saja dilakukan, tapi menurut Ana itu sebuah kesalahan, ketidak mampuan Ana untuk menjaga perasaan, hawa nafsu.
“Bukan seperti itu… tapi sekarang lebih terpikir ke hak yang realistis(nyata)… terutama masa depan… kadang Ana selalu mengabaikan perasaan… karena banyak cobaan yang menekan pada pikiran.” (16 juli 2011-21:31:03).
“Bener, lebih terpikir mengejar karir dulu… gak tau kenapa ya, sekarang tuh gak terlalu mikirin soal hati…” (16 juli 2011-21:38:10)
“afwan sebelum’y… jangan terlalu berharap banyak kepada Ana… karena pandangan Ana masih jauh kedepan… beda dengan akhwat… bukan Ana gak mau meminang anti,,, tapi Ana ngerasa di depan Ana harus ada tujuan yang di gapai dulu,,, Ana berkata seperti ini karena Ana sayang ama anti dan gak mau ngecewain anti,,,” (20 juli 2011-22:56:38).
Ana udah menyadari (ke3 sms di atas) sebelum2nya, tapi karna ketidak mampuan Ana memerangi hawa nafsu untuk menjaga perasaan itu, Ana masih saja menghubungi (mengganggu) akhi.
“mungkin selama ini yg kamu tau…Aku tak bisa marah, selalu mengalah,,,tapi tolong jangan jadikan alasan itu untuk kamu menyakiti dan menghacurkanaku… Aku punya batas kekuatan dan aku punya keinginan.. Pernah aku mencoba sejenak saja untuk melupakanmu… dan melupakan semua yg sudah aku lewati..tetapi kau datang lagi dan memberi harapan kembali..aku bukan manusia yang terbuat dari baja…yang bisa membatasi ruang antara hubungan baik sesama manusia dan perasaan yang sebenarnya..” (Lebih Baik Aku Tak Mengenalmu).
(kalau memang benar tulisan itu tertuju buat Ana)
Ighfirliii Ya Rabb. Ana udah banyak salah, menyakiti tanpa ana sadari karena ke-egoisan ana……
“ Dan mungkin aku tak dewasa..tapi adakah yang bisa membantuku disaat aku terjatuh seperti ini..tidak ada seorang pun yang mengerti tentang perasaan dan keadaanku yg sebenarnya..
Sedangkan kau hanya diam..Taunya aku baik baik saja.aku cukup teryakinkan dan percaya di setiap waktu mu memikirkanku., tapi bagiku tak hanya cukup itu saja.. Maaf bukan aku bermaksud banyak menuntutmu…“ (Lebih Baik Aku Tak Mengenalmu).
Sedangkan kau hanya diam..Taunya aku baik baik saja.aku cukup teryakinkan dan percaya di setiap waktu mu memikirkanku., tapi bagiku tak hanya cukup itu saja.. Maaf bukan aku bermaksud banyak menuntutmu…“ (Lebih Baik Aku Tak Mengenalmu).
sebenarnya Ana gak tau maksud dari kata “kau” disana tertuju untuk siapa. Dan hal inilah salah satu maksud dari perkataan Ana “hidup dalam berperasangka baik dan buruk terhadap akhi”. Mungkin Ana terlalu berlebihan dalam menyikapi semua hal ini. Tapi ini bukan hal yang bisa dibilang main-main karena kita bukan lagi Anak SMP/SMA yang masih mengedepankan ego masing-masing. Kita yang sudah berfikir kearah yang lebih “realistis (nyata)”. Kita yang lebih memandang masa depan. Dan jujur saja, di usia sekarang, belum siap dan belum mampu untuk melakukannya. Akhi juga mungkin lebih faham. Apalagi seorang ikhwan, dia yang akan menjadi Imam dalam sebuah rumah tangga, dia juga yang akan menafkahi keluarga. Begitupun seorang akhwat, dia yang akan mengendalikan keadaan rumah tangganya, mendidik generasi2 penerusnya. Dan Ana belum menguasai ilmu itu semua. Afwan……
Ana sadar bahwa manusia masih berharap pada manusia lagi, tapi pada hakikatnya Alloh lah yang pantas kita jadikan sandaran, tempat bergantung. Adapun hadirnya seorang akhwat yang menjadi dambaan, yang diharapkan akan menenemani untuk saat ini, denganhadirnya tidak akan mampu menjauhkan dari ujian hidup, bahkan mungkin hadirnya hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangan. Meskipun seengganya dia bisa mendengarkan keluhan, atau bisa memberikan solusi, tapi Itu semua hanya tipu daya syetan untuk menjerumuskan.
Ana tidak menginginkan hubungan silaturahmi diantara kita terputus hanya karena hal seperti ini. Tapi Ana menyadari kalaupun Ana masih menghubungi, dan masih tersirat rasa (fitrah manusia) di hati Ana, menurut Ana itu percuma saja, karena itu hanya akan menambah kesenangan syetan. (afwan aga egois).
Ana gak tau dengan cara apa lagi biar kesalahan-kesalahan ana terhadap akhi bisa terpaparkan, dan berharap bisa di maafkan :(….
Inti dari semua pembicaraan Ana diatas, Ana minta maaf yang sebesar2nya....
bertaubat kepada Alloh tentu karena ini hubungan antara Ana dengan-Nya
bertaubat kepada Alloh tentu karena ini hubungan antara Ana dengan-Nya
dan meminta maaf kepada akhi karena ini kesalahan ana yang berhubungan antara ana dan akhi
read more..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar